Komunikasi Efektif Dalam Organisasi
Oleh: Adi Saputra
Kesuksesan organisasi sangat
dipengaruhi oleh Tingkat kompetensi masing-masing individual dan sinergi antara
anggota tim dalam organisasi. Dalam bersinergi untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan adanya komunikasi yang baik. Ditinjau berdasarkan teknis
pelaksanaannya, komunikasi dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang
menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain dan sesudah
menerima pesan serta memahami sejauh mana kemampuannya, penerima pesan memberi
tanggapan melalui media komunikasi tertentu kepada orang yang menyampaikan
pesan tersebut kepadanya.
Argiris (1994) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana seseorang, kelompok, atau organisasi mengirimkan informasi pada orang lain, kelompok, atau organisasi. Proses komunikasi umumnya mengikuti beberapa tahapan. Pengirim pesan mengirimkan informasi pada penerima informasi melalui satu atau beberapa media komunikasi. Proses berlanjut yaitu, Penerima mengirimkan feedback atau umpan balik pada pengirim pesan awal. Dalam proses tersebut terdapat faktor-faktor yang mengganggu aliran informasi yang dikenal dengan noise. Noise pada konteks informasi merujuk pada gangguan yang bisa mempengaruhi transmisi atau penerimaan pesan. faktor-faktor yang dapat mengganggu aliran informasi, yaitu:
1. Noise Fisik:
- Gangguan Sinyal: Gangguan interferensi elektromagnetik atau gangguan lainnya dapat merusak sinyal selama transmisi.
- Gangguan Visual atau Auditori: Gangguan seperti pencahayaan yang kurang baik, kebisingan suara, atau gangguan visual dapat menyebabkan ketidakjelasan atau kesulitan dalam pengambilan informasi.
2.
Noise Semantik atau Linguistik:
- Ketidakjelasan Bahasa: Ketidakjelasan dalam penyampaian pesan atau penggunaan kosakata yang ambigu dapat menyebabkan kesalahpahaman.
- Perbedaan Konteks: Perbedaan latar belakang atau pemahaman antara pengirim dan penerima dapat menjadi noise jika tidak ada pemahaman yang sama.
3. Noise Psikologis:
- Preferensi dan Prasangka: Keyakinan, preferensi, atau prasangka individu yang bisa mempengaruhi cara pesan diterima dan diinterpretasi.
- Gangguan Konsentrasi: Kurangnya fokus saat menerima pesan dapat menyebabkan kehilangan informasi penting.
4.
Noise Organisasi:
- Struktur Organisasi: Struktur organisasi yang kompleks atau tidak
efisien dapat menjadi penghalang dalam aliran informasi yang efektif.
- Ketidakjelasan Peran: Jika peran dan tanggung jawab tidak jelas,
hal ini dapat menghambat aliran informasi di dalam organisasi.
5.
Noise Teknologi:
- Kerusakan Perangkat: Masalah teknis atau kerusakan perangkat keras
dan lunak dapat menghambat transmisi dan penerimaan informasi.
- Ketidakcocokan Teknologi: Penggunaan teknologi yang tidak kompatibel atau
kurang mendukung dapat menyebabkan gangguan.
Komunikasi Efektif dan Produktivitas Kerja
Keterkaitan antara komunikasi
efektif dan produktivitas kerja memiliki hubungan erat antara kemampuan
organisasi untuk berkomunikasi dengan baik dan produktivitas karyawan. Ini
menggambarkan bagaimana komunikasi baik dalam organisasi dapat mempengaruhi kinerja
dan efisiensi karyawan, yang berdampak pada produktivitas secara keseluruhan.
Beberapa aspek penting keterkaitan ini yaitu:
a. pemahaman yang lebih lebih baik. Di era sekarang pemahaman menjadi
hal yang sangat penting bagi seorang karyawan. Ditambah lagi dengan persaingan
yang semakin ketat Perusahaan dituntut untuk memiliki karyawan yang memiliki
pemahaman yang baik. Seorang karyawan suatu Perusahaan yang memiliki pemahaman
akan Komunikasi efektif memiliki value besar yang akan mempengaruhi produktivitas kerja.
b. koordinasi yang lebih baik. Koordinasi yang baik bisa sangat
mempengaruhi besarnya produktivitas kerja. Koordinasi yang baik memungkinkan
perencanaan dan alokasi sumber daya yang lebih baik. Tim dapat membagi tugas
dan tanggung jawab dengan jelas, menghindari tumpang tindih dalam pekerjaan,
dan memastikan bahwa setiap anggota tim fokus pada kontribusi mereka yang
paling baik. Hal ini akan mengoptimalkan penggunaan waktu, energi,
dan keterampilan.
c. kemampuan untuk memecahkan masalah. Kemampuan untuk memecahkan
masalah memiliki pengaruh penting dengan produktivitas kerja. Individu yang
memiliki kemampuan memecahkan masalah akan
lebih efisien dalam menyelesaikan kewajiban mereka. Mereka bisa mengidentifikasi
permasalahan dengan cepat dan menemukan solusi yang efektif.
d. keterlibatan dan motivasi. Keterlibatan dan motivasi adalah faktor
yang sangat mempengaruhi produktivitas kerja. Karyawan yang termotivasi akan
cenderung untuk berpikir kreatif dan inovatif. Mereka akan cenderung mencari
solusi baru dan meningkatkan kinerja, yang dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas secara keseluruhan.
e. pengambilan Keputusan. Pengambilan keputusan memainkan peran kunci
dalam produktivitas kerja karena keputusan yang efektif dapat mengarah pada
pelaksanaan tindakan yang tepat, akan tetapi keputusan yang buruk dapat
menyebabkan konsekuensi negatif.
Strategi dalam Meningkatkan Komunikasi Efektif dalam Organisasi
Strategi untuk
meningkatkan komunikasi efektif dalam organisasi:
- Menciptakan lingkungan komunikasi yang terbuka. Menciptakan
lingkungan komunikasi yang terbuka akan memberi ruang untuk setiap individu
untuk menggagaskan ide dan pikirannya, Sehingga secara tidak langsung para
individu tersebut akan memiliki komunikasi yang baik
- Menggunakan strategi komunikasi yang inklusif. Strategi komunikasi
inklusif adalah pendekatan yang dirancang untuk memastikan bahwa pesan atau
interaksi dapat dipahami dan diakses oleh sebanyak mungkin orang, termasuk
mereka yang mungkin memiliki kebutuhan atau latar belakang yang berbeda.
- Menyampaikan pesan dengan benar. Dengan membiasakan setiap
karyawan menyampaikan pesan dengan benar akan membuat karyawan tersebut
memiliki komunikasi yang efektif.
- Memastikan komunikasi dalam organisasi dilakukan secara 2 arah. Memastikan
komunikasi dalam organisasi dilakukan secara dua arah (bukan hanya satu arah)
sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat, meningkatkan keterlibatan
karyawan, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih efektif.
Membangun Budaya Komunikasi yang baik di dalam Organisasi
Membangun budaya komunikasi yang baik di dalam organisasi sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif, kolaboratif, dan efisien. Ada beberapa hal yang diperhatikan untuk membangun budaya komunikasi yang baik di dalam organisasi, yaitu:
1. Jelasnya Tujuan dan Nilai Organisasi: Pastikan bahwasannya tujuan dan nilai organisasi yang
bersangkutan dapat dipahami dengan jelas oleh semua anggota. Komunikasikan
secara terbuka mengenai visi dan misi perusahaan.
2. Keterbukaan dan Transparansi: persuasif kan keterbukaan dan transparansi dalam
berkomunikasi. Bagikan informasi penting kepada seluruh anggota organisasi
maupun perusahaan. Hindari rahasia yang tidak perlu dan berikan kepastian
mengenai kebijakan dan keputusan organisasi.
3. Komunikasi Dua Arah: Pastikan komunikasi dua arah antara pimpinan
dan anggota organisasi. Berikan ruang
kepada anggota untuk memberikan masukan, saran, dan umpan balik.
Mendengarkan dan merespons dengan baik pandangan dan pertanyaan karyawan.
4. Penyampaian Pesan yang Jelas: Pastikan pesan yang disampaikan
jelas, ringkas, dan mudah dipahami. Hindari keraguan atau penafsiran yang salah
dengan mengklarifikasi ulang informasi yang disampaikan.
5. Penggunaan Media Komunikasi yang Efektif: Sesuaikan media komunikasi dengan kebutuhan dan
karakteristik klien maupun sesama karyawan. Manfaatkan pertemuan tatap muka,
surat elektronik, platform kolaborasi online, dan media komunikasi secara efektif.
6. Pemberdayaan Karyawan: Beri
ruang kepada seluruh karyawan untuk ikut andil dalam pengambilan Keputusan yang
mempengaruhi pekerjaan mereka. Mengajak untuk inisiatif dan tanggung jawab
dalam tim.
7. Budaya Menghargai: Bangun mindset yang menghargai kontribusi
setiap individu. Selalu berikan apresiasi secukupnya terhadap pencapaian
individu dan tim.
8. Pelatihan Komunikasi: Fasilitasi pelatihan komunikasi bagi setiap
karyawan, terutama untuk keterampilan mendengarkan, memberikan umpan balik, dan
berkomunikasi efektif.
9. Berkolaborasi dan Tim Kerja: Dorong kolaborasi dan kerjasama tim
melalui komunikasi yang terbuka dan berbagi informasi dengan baik dan efektif.
Hindari silo (perbedaan) informasi di antara departemen atau tim.
10.Evaluasi dan Perbaikan Terus-Menerus: Selalu lakukan evaluasi
rutin yang mengacu pada efektivitas komunikasi di organisasi. Terima umpan
balik dari karyawan serta lakukan perubahan maupun perbaikan yang diperlukan.
Implementasi komunikasi efektif di dalam organisasi
Setelah mengetahui terkait dengan
komunikasi efektif di dalam organisasi lalu yang terakhir adalah
pengimplementasian secara langsung. Implementasi komunikasi efektif di dalam
organisasi adalah langkah kunci untuk meningkatkan kinerja, kerjasama, dan keberhasilan
keseluruhan. Contoh implementasi komunikasi efektif di dalam organisasi adalah:
Contoh Kasus: Perubahan Kebijakan
Perusahaan
Latar Belakang:
Sebuah perusahaan teknologi besar memutuskan untuk memperbaharui kebijakan
internal terkait fleksibilitas waktu kerja. Kebijakan baru tersebut akan
mempengaruhi semua karyawan di perusahaan, termasuk perubahan dalam jam kerja,
kebijakan cuti, dan prosedur lainnya.
Implementasi
Transparansi Informasi:
1. Pengumuman Perubahan Kebijakan: Perusahaan membuat pengumuman resmi melalui
portal intranet dan melalui pertemuan karyawan. Pengumuman tersebut menjelaskan
alasan di balik perubahan, manfaat yang diharapkan, dan bagaimana perubahan
tersebut akan berdampak pada karyawan.
2. Pertemuan Informasi: Mengadakan pertemuan karyawan di seluruh departemen atau tim untuk membahas perubahan kebijakan secara lebih rinci. Memberikan ruang bagi karyawan untuk bertanya, memberikan umpan balik, dan mengungkapkan kekhawatiran mereka.
3. Sumber Informasi yang Tersedia: Menyediakan dokumen resmi dan panduan terperinci tentang perubahan kebijakan, yang dapat diakses oleh karyawan melalui portal intranet. Menyediakan informasi kontak untuk pertanyaan lebih lanjut atau klarifikasi.
4. Forum Diskusi: Membuat forum online atau grup diskusi di media kolaborasi untuk memungkinkan karyawan berbagi pengalaman, tips, dan pertanyaan terkait perubahan kebijakan. Manajemen secara aktif terlibat dalam forum untuk memberikan tanggapan dan menjelaskan lebih lanjut jika diperlukan.
5. Umpan Balik Terbuka: Mengumpulkan umpan balik dari karyawan setelah beberapa bulan menerapkan kebijakan baru. Melakukan survei atau fokus grup untuk mengevaluasi bagaimana kebijakan tersebut memengaruhi kesejahteraan karyawan dan produktivitas.
6. Komitmen untuk Memperbarui Informasi: Menyatakan komitmen untuk terus
memperbarui karyawan mengenai perkembangan terkait kebijakan. Memberikan
pembaruan reguler melalui email, pertemuan karyawan, dan portal internet.
Resolusi:
Dengan mengimplementasikan
transparansi informasi dalam kasus ini, perusahaan memberikan kejelasan kepada
karyawan mengenai perubahan kebijakan, menjelaskan alasan di baliknya, dan
membuka jalur komunikasi untuk mengatasi kekhawatiran atau pertanyaan yang
mungkin muncul. Hal ini membantu menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa
didengar dan terlibat dalam proses keputusan organisasi.
Akhir kata, Penulis berharap para pembaca mengetahui bahwa Komunikasi efektif di dalam organisasi adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama, membangun hubungan yang baik, dan meningkatkan kinerja keseluruhan. Dengan memahami dan menerapkan poin-poin pada paper ini, sebuah organisasi dapat menciptakan lingkungan di mana komunikasi efektif menjadi dasar bagi kolaborasi yang sukses, pencapaian tujuan bersama, dan pengembangan yang berkelanjutan. Dan Komunikasi efektif ini akan menjadi penentu berhasil atau tidaknya sebuah organisasi maupun Perusahaan. Diolah kembali oleh Pena Dosen.
Referensi:
Asriadi, A. (2020). Komunikasi Efektif Dalam
Organisasi. RETORIKA: Jurnal Kajian
Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2(1),
36-50. https://doi.org/10.47435/retorika.v2i1.358
https://www.reqrut.id/komunikasi-efektif-dalam-organisasi/
https://www.researchgate.net/publication/361308460_KOMUNIKASI_DALAM_ORGANISASI
https://www.researchgate.net/publication/330383213_KOMUNIKASI_ORGANISASI
Julianto, B., & Carnarez, T. Y. A. (2021).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Organisasi Professional: Kepemimpinan,
Komunikasi Efektif, Kinerja, Dan Efektivitas Organisasi (Suatu Kajian Studi
Literature Review Ilmu Manajemen Terapan). Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 2(5), 676-691.
Musfialdy. (2019). Organisasi dan
Komunikasi Organisasi. Scimago Journal.
Perkasa, M. A., Wibowo, J. H., &
Norhabiba, F. (2018). Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Richeese Factory Cabang Surabaya. Representamen Jurnal.
Silviani, I. (2020). Komunikasi Organisasi. Scopindo Media Pustaka.
Suprapto, H. A. (2018). Pengaruh komunikasi efektif untuk
meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Khazanah
Pendidikan, 11(1).
Sulaksono, H. (2018). Budaya organisasi dan kinerja. Deepublish.
Post a Comment for "Komunikasi Efektif Dalam Organisasi "